Pages

Happy


I am happy. 

2018




Hello! Apa kabar?
Iya..iya..pasti mau bilang, kenapa update blog-nya setahun sekali ya? Hehehe…yah, begitulah.

Anyway, mudah-mudahan tahun ini lebih banyak menulis dan bisa bermanfaat tulisannya buat temen-temen yang baca. Jadi, selama 2018 saya tidak menulis sama sekali. Iya, beneran tidak sama sekali, bahkan diingat-ingat lagi, saya pun jarang menulis di buku catatan harian pribadi saya. Kenapa ya? Hm…






Tahun 2018 merupakan tahun yang rasanya penuh drama dan lumayan berat buat saya, terutama dalam dunia karir saya. Ada banyak pergumulan, baik secara pribadi maupun professional. Saya tidak akan membahas kisah tahun lalu itu tentu saja, tapi lebih mau menyampaikan beberapa pelajaran yang saya dapat dari pengalaman di tahun lalu itu. Yuk, kita simak di bawah ini:


1. Lingkungan negatif itu melelahkan
Jika lingkungan sehari-hari dimana kita banyak menghabiskan waktu itu negatif, maka lama-kelamaan akan melelahkan. Bayangkanlah berada di sebuah lingkungan yang tidak cuma 1 tapi 2 dan bahkan lebih orang sekitar kita yang kerap mengeluh, bercerita info-info yang diragukan kebenarannya, bahkan gosip dan juga ungkapan kemarahan plus kekecewaan. Awal-awal memang akan terasa wajar karena toh saya pun merasakan berbagai emosi dan bahkan melakukan hal yang sama, tapi lama-kelamaan ketika diri sendiri sudah berjuang untuk mengembalikan energi positif dan berpikir lebih baik, selama lingkungan masih seperti itu, maka buat saya sendiri sulit untuk bertahan. Buat saya rasanya itu melelahkan untuk berada disana, karena saya sendiri bukan orang yg suka berlama-lama ngedumel, tapi beneran deh, it was draining emotionally and physically. Ada beberapa cara yang mungkin bisa berhasil supaya tidak terpengaruh, yaitu, mencoba menjauhi lingkungan tersebut, ataupun jika tidak mungkin dihindari, bisa juga dengan tidak ikut terlibat dan lebih banyak diam ataupun menyibukkan diri sendiri. Hmm..saya tidak tahu apa cara terbaiknya, tapi buat saya menjauhi itu pilihan paling berhasil buat saya.



2. Kadang kita tidak selalu mendapatkan yang kita mau
Namanya hidup, kadang di atas kadang di bawah, kadang bahagia, kadang menderita, selama tahun 2018 saya benar-benar belajar, kadang dan kebanyakan kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita mau ataupun inginkan. Ada banyak hal yang tidak saya dapatkan selama 2018 ini, sekeras apapun daya upaya saya. Awalnya saya kecewa dan sedih, tapi lama-lama saya berpikir mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih baik untuk saya atau memang belum waktunya saja.  Konon katanya hasil tidak mengkhianati usaha, tapi buat saya, akhirnya saya menyadari, bukan hasil yang tidak mengkhianati usaha, tapi Rencana Tuhan tidak pernah salah, selama Dia mengijinkan itu menjadi milik kita, maka itu akan terjadi. Menjalani hidup apa adanya; berusaha semampu kita dan berdoa plus membiarkan Tuhan bekerja dengan cara-Nya itu menurut saya yang terbaik. If It belongs to me, it will be mine eventually. That I believe.

3. Focus on the good

Selama 2018 saya jalani dengan lebih banyak keluh kesah, kegalauan dan juga banyak rasa insecurities, sampai menjelang akhir tahun baru saya sadari bahwa ada lebih banyak hal baik yang saya dapatkan sepanjang tahun, ada kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan tapi justru sebenarnya hal tersebut mendewasakan saya.  Seharusnya saya lebih banyak fokus kepada hal-hal baik dan menikmatinya; bukannya saya tidak berterimakasih, saya bersyukur, tapi rasanya saya lebih banyak melihat hal-hal tidak baiknya. It had gotten into me, and I have realized it, so, no more.

4. Orang-orang yang datang tepat pada waktunya
Saya merasakan ada banyak-banyak orang yang datang tepat pada waktunya; ketika saya mulai “gila” mikirin urusan kerjaan, ada orang yang hadir dan menertawakan saya sehingga saya jadi lebih rileks dan tidak terlalu stress; ketika saya sedang lelah, ada orang yang datang membantu menyemangati; ketika saya merasa putus asa, ada orang yang membuka kesempatan baru buat saya; ketika saya butuh pendapat jujur (read: I was being insecure of myself), ada orang-orang yang berkata menyakiti hati tapi mungkin ada benarnya; ketika saya nekat, ada orang yang tidak menertawakan tapi membantu saya untuk mempertajam arah kemauan saya; ketika saya meluangkan waktu untuk mendengarkan orang lain, ada orang-orang yang kisah hidupnya membuat saya merasa bersyukur, dan tentunya banyak orang lain yang menurut saya, mereka adalah berkat Tuhan.

5.  Never lose yourself
The most important lesson of the year is: jangan pernah kehilangan diri sendiri! Kemanakah saya? Haha, bahasanya berlebihan ya..(Sesekali gapapa ya? Mestinya sih saya pasti sering berlebihan (lebay bahasa gaulnya), jadi bertahan dan maklumilah saya ya..hehe..:D). Apapun yang terjadi dalam hidup, terutama hal-hal yang kurang baik, kurang menyenangkan ataupun kurang menguntungkan buat diri sendiri, jangan pernah terbawa arus dan go down with the stream. Saya sendiri menyadari hal ini di Desember ketika saya banyak melakukan kontemplasi dan refleksi diri. Sepanjang 2018, bukannya menjadi diri sendiri yang optimistis, ceria, menyenangkan, suka jahil, spontan dan suka liburan, saya malah menjadi orang yang terlalu serius, banyak berpikir dan kurang spontan, banyak berpikir negatif, banyak mengeluh, suka ikut-ikutan gosip, nyinyir dan kawan-kawannya, dan paling sedih adalah saya jadi banyak membuang moment yang berharga dimana menurut saya lebih berfaedah jika saya olahraga dan baca buku atau belajar hal lain, plus yang paling sedih jadi kurang liburan. Hahahahahahahahha….But, again, it’s true, jadilah orang yang kuat dan tidak mudah tepengaruh lingkungan apalagi sampai kehilangan jati diri (Untung saya belom, hanya hampir..).


Sebenarnya banyak hal lain yang bisa saya share (Bahasa Indonesia-nya apa nih?), tapi poin paling penting menurut saya adalah 5 hal di atas. Jadi, sekian refleksi saya. Mungkin kurang berfaedah, karena ini lebih kaya berbagi pengalaman ya, namun saya senang kalau kamu mau berbagi juga, apa aja sih pelajaran yang kamu dapat selama tahun 2018 ini. Boleh loh ketik-ketik di kolom comment.

Tenanggggggg….hidup saya selama 2018 gak ngenes banget kaya deskripsi saya di atas, hahaha…I might be dead if my life is boring or you are boring (oops!) – kidding. Jadi, sekarang sudah masuk hari ke 3 tahun 2019, semoga tahun ini menjadi tahun yang penuh berkat dan kita semua bisa menjadi berkat untuk sesama.

Hidup saya ada banyak bahagianya juga dong di tahun 2018 itu, misalnya ketemu temen baru, terus berpindah kerjaan, terus sempet road trip sama keluarga dan  saya berkesempatan ke Raja Ampat…hohoho..iya, menyenangkan kan! Ceritanya di posting selanjutnya yaaaa…….tentu saja, dengan gaya bahasa yang lebih santai…hehehehe…lelah juga ngetik pakai tata bahasa formal.

Photo by Sharon McCutcheon from Pexels

Jangan kasian sama hidup saya di 2018, haha, saya baik-baik saja, dan ga mau ngajak bersedih juga...I survived! I am happy and enjoying life. So ready for this 2019 for anything! Wooohoooo...*kiss kiss*

Leave a comment, I would be very happy to read it and to know you read this post…

Be happy, always!

P.S: Susah yaaaaaa nulis pakai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar tanpa campur Bahasa Inggris....OMG! 


It's The Little Things that Matters

Hi!  We meet again! 

So,  where shall I start?  Hmmm..
I met a guy online (please don't ask how and where.  It's 2017! Not a weird thing anymore),  and apparently He's another google's friend who happen to know my complete name.  When you google my name,  of course,  engine will show that I have this blog.  Err.. Abandoned blog.  One day he brought up this blog thing and of course, since I don't even remember I have this blog,  It was quite surprising.  Still,  He seemed to read all the writings here and kinda encourage me to write again.  So,  Thank you!  😜

Today's topic is not about the guy. Haha.. You wish right?!  Today I'm gonna write about little things in life we often missed. 

Di era serba digital seperti sekarang ini,  tuntutan kehidupan semakin tinggi.  Segala sesuatu berjalan lebih cepat,  lebih praktis,  lebih tak terasa dan lebih banyak tekanan hidup,  baik yang dibuat karena diri sendiri maupun karena pihak lain.  Setiap hari tanpa terasa kita menjadi seperti robot,  melakukan sesuatu yang monoton,  kadang hampa,  kadang tanpa arti.  Setiap hari,  kita bangun,  berangkat kerja,  berjibaku dalam kemacetan,  mengerjakan pekerjaan dan juga stres karena tuntutan bos,  pulang kerja,  hang out sama teman-teman,  pulang,  dan akhirnya esoknya kita mengulangi cycle yang sama.  Saking cepatnya kadang kita menjalaninya sepertinya segala sesuatu memang sudah selayaknya dan sepantasnya seperti itu,  baik ritme maupun lainnya. 

Pernahkah dalam segala sesuatu yang serba cepat dan serba instan ini,  kita mencoba slow-down.  Mencoba mengurangi ritme dan memperhatikan sekeliling kita dalam tiap langkah kita.  Saya suka sekali melakukannya!  I know,  it may sounds weird,  but it is nice to look
around my surrounding and take notice of what happen. Pernah ga perhatiin,  bahwa kadang-kadang di jalan atau dimanapun kita suka mendapat kebaikan-kebaikan kecil dari orang lain yang secara tidak langsung membantu kita.  Jujur,  saya sendiri sering luput memperhatikan ataupun berterimakasih atas berkat-berkat kecil tersebut,  mungkin saking tidak berarti dan hanya seperti hal yang sepele ya. 

Belakangan ini,  saya mulai memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup saya.  Kenapa saya melakukannya?  Karena hal-hal itu membuat saya bahagia.  Iya,  kedengerannya aneh dan freak abis ya,  tapi dengan memperhatikan hal-hal kecil saya jadi lebih banyak bersyukur. 

Ini beberapa contoh kecil yang saya pernah alami dalam keseharian saya :

1. Di KRL,  udah sibuk desak2an masuk kereta dan pasti ga dapet duduk,  eh tetiba ada anak muda berdiri dan mempersilahkan sy duduk.  ( Happy banget kannnn!)

2. Pas lagi ijin sakit ga masuk,  eh rekan kerja yang duduk di depan saya,  tetiba WA tanyain kemana.  Terharu saya,  karena dia ga pernah WA saya sebelumnya... Hahahaha...

3. Ada Bapak OB yang baik banget sama saya,  tiap papasan di Lobi kalau pagi,  selalu tanya apa mau dibeliin sarapan.  (Gimana ga terharu,  dia aja bertugas di lantai lain)

4. Pas bbrp waktu lalu tugas ke Karawang,  udah was-was macet,  eh taunya lancar banget,  pulang pergi,  terus udah siap terlunta-lunta karena ga ada Grab yang mo pickup pulang ke Jkt,  eh taunya adaaaaaa... Gilaaaa.. Mo kupeluk Bapaknya!  Hahaha... Penyelamat banget dah..

5. Selama sakit batuk,  ada yang tanyain kondisi mulu tiap hari... Seneng kannn.... Ada yang perhatiin.. 😝

6. Beberapa waktu lalu saya lama ga di kantor,  terus pas balik kantor disapa semua orang dan mereka tanya2.. Ribet sih jawabnya,  tp senang,  karena berarti mereka memperhatikan kalo saya ga ada di kantor.. Apalagi kalo sampe dipelukkk dan bilang kangen.. Haha.. Ada dong!  Temen kantor dan maen saya.. Huhuy kann.. 😛

7. Apalagi ya... Banyak sih ya.. Kadang2 kalo di kasih jalan duluan pas turun kereta,  atau dibantuin supaya sy bs naek duluan sama Bapak2 juga udah seneng...

8. Etc.. Etc...

Pasti banyak deh... Nah,  kenapa saya sebutin hal-hal di atas,  karena sebenarnya tindakan-tindakan itu kan biasa saja,  bukan hal atau gesture yang besar,  tapi berarti untuk saya. 

Nah,  coba pikir,  seandainya hal tersebut kita lakukan kepada orang lain,  Yup,  Hal-hal simple dan kecil yang gak banyak makan tenaga ataupun menyita waktu kita.  Mungkin hal-hal tersebut bisa membantu orang lain juga,  bisa membuat harinya lebih ringan sedikit,  lebih bahagia sedikit,  lebih mudah sedikit.  Yuk,  kita berbuat baik kepada sesama yuk,  baik yg kita kenal maupun ga kenal.  Ga usah ribet mikirin bikin baksos ini itu dulu deh,  tapi dari tindakan kita sehari-hari saja.  Mulai deh dengan tersenyum kepada orang lain... I bet you,  mereka akan ikut tersenyum juga lihat senyum kita... (Pssst,  kalo gak,  jangan menyerah ya..). 

I believe in the little thing lies big things. 

Do kindness to others,  always.. 😘

Ada Juga Yang Baca Blog Ini

Okay, hmmm...

Pada suatu siang, saya lupa tepatnya kapan, tapi yang pasti saya lagi tidur-tiduran sehabis balik dari dokter, terus ada temen saya WhatsApp. "Cici, aku kemaren habis baca blog cici. Seru ya hidup cici."

OKAY! That was shocking! 

Kenapa? Karena, siapa yang masih inget sama blog saya dimana saya sendiri udah gak update. Udah gitu tulisan terakhir aja di Feb 2015. Sudah setahun lebih. 

Dibalik itu, tetep saya bahagia ada yang masih baca dan malah selanjutnya temen saya ini minta saya lanjutin nulis blog, karena mungkin passion saya lebih di nulis, ketimbang pastry. Oh, iya, ini temen les baking saya BTW. 

Hahahahaha...iyeee, gue les baking...biar keren dan bisaaa..gak pernah kebayang kan?? SAMA!

Jadi, ini adalah post awal, semoga bisa konsisten ke depannya. Selain itu, temen saya juga bener, I am more passionate in writing, pouring down my thoughts & feelings. It helps! 

Sudah banyak kejadian (yah pastilah ya, namanya juga hidup) dari 2015 sampai saat ini. Nanti pelan-pelan dibahas, sesuai ide yang ada. Plus, saya akan menulis dengan bahasa yang agak campur-campur dan tentu saja akan ada comical style (yup, my style!). Yang pasti akan sekitar kehidupan saya ya. 

So, stay tune! 

Jangan lupa tinggalin jejak ya, maybe we can be friends...

P.S: If you know how to make this page beautiful, please let me know. I need help. 

P.P.S : I rarely put my own pic in this blog, so, Here I am....:)) *an old pic I like so much

Risk? Risiko?

Well, after 3 years not writing and surely have no idea of what to write, 
I 'm back. 

There are so many things which had happened in my life, but today I am writing about RISK. Yes, Risk. Risiko in Bahasa Indonesia. In my financial world, there are 2 risks: Systematic Risk and Unsystematic Risk. No, we are not going to talk about Finance, though I would love to. It is, about risk in life. 

Like choices, life comes with so many risks. Every choice we make comes with a different risk. Choice A may come with risk 1, 2, 3, 4, etc else, Choice B may come with risk 1, 3 only, and so there are more variations to it. I don't see any thing that come without any risk to it. Some people call it consequences instead of risks, but yeah, they are still there anyway. One thing for sure, it is there and will always be there, whether we like it or not. What matter is not how to eliminate it, but how to face it. Risk may give good and or bad result.  In my opinion, what will life be if there are no risks at all. It's gonna be dull and boring. 

Most of the time we are afraid to do something, because of the consequences that come with our actions. We have thought about it, even before we do the action. Yes, I still experience the fear to take some decisions too, but honestly, most of the time, the consequences are not that bad. I know, I did take one of the hugest decision last year. Afraid? For sure. Crazy? Maybe. Stressed? A little. Happy? Yes. :)  Did I make the right decision? I don't know, but I knew for sure, that was the thing I wanted. It's the mind that we need to conquer, so that we are strong and brave to take actions which may bring not-so-favorable risks. The heart is actually strong and can take almost anything. 

Risks are unavoidable, we can manage them but not eliminate them. Stay brave! 

pictures are taken from here