Pages

Kesempatan Kedua

Hellooooo…

Finally, I managed to take some time to write back..hahaha..really miss pouring out my thoughts and share some stories..:) So, I’m going to write in Bahasa Indonesia though, since I guess it is a lot easier.


Well..well..well..apa yang terjadi dengan diri saya belakangan ini? Hahaha, saya menikmati hidup saya. Menikmati hidup sekarang dan disini. Menikmati apa, pertanyaan selanjutnya?? Well, menikmati hobi-hobi yang lama terbengkalai, menikmati berhubungan kembali dengan sahabat-sahabat yang sudah lama tidak kontak, menikmati jalan-jalan dengan sahabat-sahabat dekat saya, dengan adik-adik saya, menikmati bercerita segala keluh kesah dan segala macam lainnya dengan mama dan papa saya. Menikmati kegiatan baru saya, dan teman-teman baru saya. Menikmati belanja dan makan. Menikmati berbagi pendapat dan pandangan. Menikmati kerja dan kesibukan kantor saya. Menikmati dan berpartisipasi dalam hidup saya.


Topik yang sebenernya akan saya tulis bukan soal kegiatan saya, tetapi mengenai kesempatan kedua. Yeap. Akhir-akhir ini kata-kata itu sering terngiang2 dan terpikiran oleh saya. Entah apa sebabnya, mungkin karena kejadian-kejadian yang terjadi belakangan ini dan juga karena saya sendiri mengalaminya. Semenjak dulu, saya selalu percaya bahwa setiap manusia di dunia ini, berhak atas kesempatan kedua, oh let me rephrase that, setiap manusia berhak atas kesempatan baru, baik itu untuk memulai kembali ataupun untuk menyudahi sesuatu dengan lebih baik dari sebelumnya. Saya percaya bahwa seburuk-buruknya tindakan dan sejahat-jahatnya perkataan seseorang, dia pasti punya nurani untuk berbuat baik. Saya percaya bahwa meskipun sejahat apapun seseorang berbuat, sesalah apapun seseorang menyimpang, selalu ada kesempatan untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya.


Yah, gampang ber-teori pikirmu…masa orang udah berbuat jahat sama kita, tapi masih memberi kesempatan. Itu kan sama saja memberinya kesempatan untuk melukai kita kembali. Ya, memang. Itu tidak mudah, dan tidak segampang saya menulis ini. Ya memang, akan ada kesempatan buat dia kembali melukai diri kita. Sebagai manusia, pernahkah terpikir dan terbayangkan jika kita sendirilah yang berada di posisi orang tersebut. Kalau tidak pernah, bayangkanlah sekarang! Sedih bukan? Buat saya, kalau Tuhan memberi saya kesempatan baru setiap pagi, karena masih mengijinkan saya untuk membuka mata, mengapa saya tidak memberikan kesempatan kedua, ketiga atau kesekian-kalinya pada orang lain. Kalau Tuhan memberi saya kesempatan baru di setiap tarikan nafas saya, mengapakah saya mengambil hak orang lain atas kesempatan baru itu. Tidak mudah untuk memberi kesempatan kedua, atau kesekian, terlebih pada orang yg pernah melukai kita, sangat dibutuhkan kesabaran, keberanian dan kebesaran hati. Tidak mudah, bukan berarti tidak bisa.


Paragraf di atas mengenai kesempatan kedua atau kesekian untuk orang lain, bagaimana dengan diri kita? Kadang kita sering luput memperhatikan, bahwa setiap saat kesempatan itu selalu ada. Kesempatan untuk memulai sesuatu, kesempatan untuk bangkit kembali dari masa lalu yang suram, kesempatan untuk berdiri tegak kembali, kesempatan untuk mencintai kembali, kesempatan untuk dekat kembali, kesempatan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu, kesempatan untuk memulai segala sesuatu dari titik yang ada sekarang, kesempatan untuk memperbaiki hidup. Semua itu sesungguhnya ada dan terbentang di hadapan kita. Hanya saja, most of the time, kita tidak melihatnya, atau bahkan terlalu egois dan sombong untuk memulai kembali. Kesempatan kedua, kesempatan ketiga, tidak harus selalu mulai dari lembar kosong dan baru, tetapi kesempatan untuk melanjutkan hidup dengan melakukan segala yang terbaik di saat kini apa adanya. Kesempatan itu sesungguhnya selalu ada disana, hanya tinggal kita, mau atau tidak mempergunakannya. Itu saja. Semudah itu. Kalaupun kita sudah mengambil kesempatan yang ada dan mempergunakan sebaik-baiknya, tetapi belum berbuah juga, jangan putus asa! Tuhan akan menjawab segala doa kita, dengan caraNya, dan pada waktuNya. Entah bagaimana dengan dirimu, tapi saya yakin dan percaya, kalau saya bertekun, kelak, Tuhan akan menjawab doa dan usaha saya. Amin!


Kalau kita diberi kesempatan untuk mencoba kembali dan masih hidup, mengapakah kita mengambil kesempatan itu dari orang lain?

Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari sebuah pengalaman yang tidak terlalu luar biasa dalam hidup saya, tetapi saya melihatnya sebagai sebuah pencerahan dan cara Nya untuk menunjukkan pada saya bahwa kesempatan itu ada, selalu ada. Tidak ada tujuan menggurui apalagi menyinggung, cuma sekedar refleksi diri saja.